Selasa, 24 September 2013

selamatkan hutan indonesia

Di seluruh dunia, hutan-hutan alami sedang dalam krisis. Tumbuhan dan binatang yang hidup didalamnya terancam punah. Dan banyak manusia dan kebudayaan yang menggantungkan hidupnya dari hutan juga sedang terancam. Tapi tidak semuanya merupakan kabar buruk. Masih ada harapan untuk menyelamatkan hutan-hutan ini dan menyelamatkan mereka yang hidup dari hutan.Hutan purba dunia sangat beragam. Hutan-hutan ini meliputi hutan boreal-jenis hutan pinus yang ada di Amerika Utara, hutan hujan tropis, hutan sub tropis dan hutan magrove. Bersama, mereka menjaga sistem lingkungan yang penting bagi kehidupan di bumi. Mereka mempengaruhi cuaca dengan mengontrol curah hujan dan penguapan air dari tanah. Mereka membantu menstabilkan iklim dunia dengan menyimpan karbon dalam jumlah besar yang jika tidak tersimpan akan berkontribusi pada perubahan iklim.
Hutan-hutan purba ini adalah rumah bagi jutaan orang rimba yang untuk bertahan hidup bergantung dari hutan-baik secara fisik maupun spiritual.
Hutan-hutan ini juga merupakan rumah bagi duapertiga dari spesies tanaman dan binatang di dunia. Yang berarti ratusan ribu tanaman dan pohon yang berbeda jenis dan jutaan serangga-masa depan mereka juga tergantung pada hutan-hutan purba.
Hutan-hutan purba yang menakjubkan ini berada dalam ancaman. Di Brazil saja, lebih dari 87 kebudayaan manusia telah hilang; pada 10 hingga 20 tahun kedepan dunia nampaknya akan kehilangan ribuan spesies tanaman dan binatang. Tapi ada kesempatan terakhir untuk menyelamatkan hutan-hutan ini dan orang-orang serta spesies yang tergantung padanya.

Sabtu, 21 September 2013

KEHANCURAN HUTAN MENYEBABKAN PERUBAHAN IKLIM

Pengundulan hutan atau deforestasi melepas gas rumah kaca (GRK) dalam jumlah sangat besar, menyumbang terjadinya perubahan iklim yang berbahaya.

Kebakaran hutan di Propinsi Riau meyumbang emisi gas rumah kaca. Deforestasi tak terkendali di Indonesia mendudukan Indonesia sebagai negara pencemar terbesar ketiga di dunia.
Hutan tropis menyimpan karbon di tanah dan pepohonan. Seperti spons/busa, hutan tropis menyerap karbondioksida yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fossil sebagai sumber energi.
Kita membutuhkan hutan dengan luasan besar untuk 'meredam'  dan melawan perubahan iklim dan menjaga bumi. Tetapi yang terjadi kita melakukan sebaliknya. Kita Menghancurkan Hutan.
Pengerusakan hutan menyumbang 20% dari emisi GRK setiap tahun. Dan lebih banyak lagi emisi yang dihasilkan dari seluruh dunia seperti dari mobil, truk, kereta, kapal dan pesawat di 2004.

Di Indonesia, hutan rawa gambut lenyap akibat pembalakan, pengeringan dan di bakar untuk perluasan kelapa sawit. Lahan gambu ini (kadang-kadang hinggakedalaman 12 meter) menyimpan karbon yang sangat besar. Ketika mereka di keringakn dan di bakar akan menjadi sebuah bom karbon, melepaskan hampir dua milliyar ton karbondioksida berbahaya setiap tahun.

Berkat pengundulan hutan dan lahan gambut, Indonesia menjadi negara pencemar polusi ketiga terbesar di dunia setelah Amerika dan Cina. Dari 85% emisi yang dihasilkan Indonesia, emisi bersumber dari penghancuran hutan dan konversi lahan gambut.

Di Papua Nugini, sekita 83% dari hutan yang  dapat diolah secara kormesial lenyap atau menyusut pada tahun 2021 jika laju pembalakan terus dilakukan (1). Hutan tersisa di papua nugini menyimpan dua kali lipat emisi yang di hasilkan di seluruh yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil di tahun 2004. Penebangan hutan telah melepaskan emisi GRK dan berkontribusi meningkatkan GRK di atmosfir.

Apa yang harus kita lakukan

Untuk menghentikan perubahan iklim. Pembalakan dan pengerusakan hutan di hentikan dengan tujuan penghentian pengerusakan hutan tropis duni pada tahun 2015.

(1) Shearman et al, The State of the Forests of Papua New Guinea, University of Papua New Guinea (2008), available 18/8/08 at UPNG Remote Sensing Centre



10 Cara Praktis Agar Pantai dan Laut Kita Bebas Sampah | Greenpeace Indonesia

10 Cara Praktis Agar Pantai dan Laut Kita Bebas Sampah | Greenpeace Indonesia

Bumi perkemahan Palutungan dan curug ciputri

Satu lagi kekayaan alam Indonesia yang indah dan alami yaitu Curug Putri dan Bumi Perkemahan Palutungan di Kec. Cigugur, Kab. Kuningan, Jawa Barat. Wana wisata ini berada pada ketinggian 1.100 – 1.150 mdpl, kaki Gunung Ciremai (Gunung tertinggi di Jawa Barat) dengan curah hujan 3.000 mm/tahun, dan sejuknya suhu udara antara 20 – 24C. Arealnya sebagian cukup datar sangat cocok untuk dijadikan tempat perkemahan dan tempat outbound/ gathering bersama keluarga atau teman dengan dinaungi rindangnya pepohonan pinus merkusi khas pegunungan menambah suasana menjadi berkesan lebih akrab dan romantis. Tidak jauh dari bumi perkemahan sekira 500 meter terdapat Curug Putri dengan tinggi air terjun sekitar 20 meter dan kualitas air yang sangat jernih karena berasal dari mata air alami Hutan Gunung Ciremai. Nama Curug Putri sendiri berasal dari legenda tempat tersebut sebagai tempat pemandian para putri dari Kahyangan, tempat para bidadari turun ke Bumi. Apabila ada hujan gerimis dan matahari bersinar maka dari Curug Putri ini dapat melihat Pelangi/ Katumbiri dan masyarakat meyakini bahwa ketika pelangi muncul artinya para dewi yang cantik jelita dari kahyangan sedang turun ke bumi.
Masyarakat sekitar meyakini bahwa apabila perempuan ataupun laki- laki rajin mencuci muka di Curug Putri tersebut maka dipercaya akan dimudahkan menemukan pasangan hidup/ jodonya. Hal tersebut bukanlah omong kosong karena dapat dipahami dengan rajin mencuci muka di Curug Putri tersebut dimana airnya bersumber dari mata air alami Gunung Ciremai yang sangat bersih, TDS-nya rendah, Jernih, dan Sehat maka muka yang tadinya kotor dan kelihatan loyo pun akan kelihatan menjadi lebih bersih, segar, bercahaya, dan menjadi lebih percaya diri. Aura tersebutlah yang kemudian muncul dan menjadikan muka menjadi lebih menarik dan berseri sehingga lebih mudah dalam mendapatkan jodo/ pasangan hidup. Menurut beberapa orang yang berkunjung telah banyak testimoni yang berhasil, beberapa kali berkunjung ke Curug Putri dan mencuci muka disana berhasil mendapatkan jodo/ pasangan hidup yang diidam- idamkan.

VIEW SPEKTAKULER
Pemandangan alam didalam bumi perkemahan Palutungan sendiri sangat indah, rindangnya pepohonan Pinus Merkusi, kicauan burung – burung yang hinggap di atas pohon membuat rasa dan pikiran semakin jernih. Ditambah dengan ketinggian 1.100 mdpl dari Palutungan dapat melihat pemandangan spektakuler ke arah Kota Kuningan, Cirebon, Majalengka dan Laut Jawa. Selain itu dari Palutungan juga dapat melihat pemandangan indah ke arah Waduk Darma dan Ciamis. View spektakuler bumi perkemahan Palutungan tersebut dapat di klaim sebagai yang terbaik di Kabupaten Kuningan. Selain sangat bermanfaat untuk me-refresh atau melepas lelah juga baik untuk mengagumi kekuasaan Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi Indonesia ini begitu indahnya.

AKSES MUDAH
Akses ke Bumi Perkemahan Palutungan dan Curug Putri sangat baik lokasinya tidak jauh dari Kota Kuningan, sekira 10 Km, 15 menit menggunakan kendaraan dengan scenery selama perjalanan sangat indah karena kiri dan kanan jalan dipenuhi oleh tanaman sayuran dan buah- buahan. Apabila sering jalan-jalan ke Lembang Bandung atau Cipanas Bogor maka alam bawah sadar akan berbicara inilah “Lembang/ Cipanas-nya Kuningan”. Akses Jalan dua jalur sudah diaspal dan dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan termasuk sedan. Dalam perjalanan menuju Bumi Perkemahan Palutungan akan dilewati beberapa obyek wisata Kabupaten Kuningan diantaranya Wisata Air Cigugur Fish Spa dan Wisata Religi Umat Kristiani Gua Maria.

FASILITAS MEMADAI
Fasilitas Bumi Perkemahan Palutungan dilengkapi dengan Tempat Parkir, Toilet Umum, Sarana Ibadah, Warung Jajanan, Pusat Informasi, Sarana Olahraga, dan lainnya. Sinyal Telepon Seluler hampir semua operator besar cukup baik menunjukan Strong Signal, hal tersebut akan sangat memudahkan komunikasi.
Indahnya Curug Putri dan Sejuknya Bumi Perkemahan Palutungan dapat ditebus dengan tiket masuk hanya Rp. 7.000,- per orang, dapat dibilang Value For Money untuk tempat wisata yang spektakuler dengan biaya yang cukup terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat.

Curug Putri dan Bumi Perkemahan Palutungan saat ini telah digunakan oleh masyarakat Kabupaten Kuningan, Cirebon dan sekitarnya untuk aktifitas kumpul keluarga, gathering dan outbound perusahaan, perkemahan sekolah, pelatihan alam, dan lainnya.

Jalur Pendakian Gunung Ciremai 3078 Mdpl

Gunung Ceremai memiliki keistimewaan tersendiri bila dibandingkan dengan gunung-gunung lain di Pulau jawa, gunung ini terletak berjauhan dari gunung-gunung tinggi lainnya dan dekat dengan Laut Jawa.

Jalur Linggar Jati

Dari terminal Cirebon, naik bus menuju Kuningan turun di Cilimus. Dari Cilimus kita ganti kendaraan ojek atau colt ke desa Linggarjati.
Jika ingin mendaki G. Ceremai sebelumnya harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari petugas jaga disana.
Linggar Jati – Batu Lingga = 6 – 7 jam
Batu Lingga – Puncak = 4 – 5 jam


NB : Air hanya ada di Cibunar (base camp dibawah)

Jalur Apuy

Dari Bandung / Kadipaten naik Colt/bis jurusan Cikijing, turun di Pasar Maja. Dari Pasar Maja naik pick-up (bak terbuka) ke Apuy. Melaporkan diri ke Pak Suljo (PenjagaGn. Ceremai) atau Mantri Kehutanan dan bayar administrasi 3500.

Apuy - Pos I = 1 jam
Pos I – Pos II (Perempatan Lima 2200 mdpl ) = 1 jam
Pos II - Pos III (Tegal Mawasa 2400 mdpl) = 1 jam
Pos III - Pos IV (Tegal Jamuju 2.600 Mdpl) = 1 jam
Pos IV - Pos V (Sanghiang Rangkah 2800 Mdpl) = 1 jam
Pos V - Gua Walet (2950 Mdpl) = 30 menit
Gua Walet - Puncak = 30 menit


Air dapat ditemukan antara Pos I dan Pos II. Terakhir terdapat di Gua walet (saat musim hujan)



sumber (http://ilmupendakigunung.blogspot.com/2012/10/jalur-pendakian-gunung-ciremai.html)